November 27, 2010

sejarah bangsaku..

Berbicara tentang sejarah, kaum pemuda seharusnya lebih kritis. Karena kaum muda ialah kaum penerus cita-cita perjuangan. Walaupun kata ini sepertinya sudah menjadi hal yang sangat klise. Tapi sadar atau tidak, memang kaum mudalah yang sangat diharapkan untuk bagaimana caranya mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan. Tetapi apa jadinya kalau sejarah menjadi sesuatu yang tidak menarik di mata kaum muda?, atau menjadi hal yang disembunyikan kebenarannya?, bagaimana jika yang kita pelajari selama ini adalah sejarah yang menyesatkan?. Sementara pelaku kejahatan yang sesungguhnya masih berkeliaran walaupun bukan secara fisik, namun dikemas dengan sebuah ideologi yang masih menindas dan menguasai pemikiran kaum muda. Sebenarnya ini sudah menjadi hal yang sangat klasik. Saya rasa ini merupakan hal yang sangat meresahkan. Bagaimana dapat menghargai bangsa tanpa mengetahui sejarahnya?. Kebanyakan dari kaum muda saat ini hanya disibukkan oleh sikap euforia semata, sehingga generasi muda tetap terbelakang dan buta akan kenyataan yang sebenarnya. Walaupun pelajaran sejarah bangsa ini sudah di perkenalkan sejak berada di bangku sekolah dasar.
Jika menelisik tentang sejarah atas terjadinya tragedi 1965, terdapat banyak perbedaan mendasar mengenai tregedi tersebut. Di sekolah disajikan keganasan dan kebrutalan anggota PKI (Partai Komunis Indonesia). Seperti menyudutkan anak dalam keluarga yang membela haknya sendiri. PKI dipandang sebagai suatu hal yang menakutkan. Tidak ingin terperangkap oleh paradigma yang didasari dari kepentingan suatu golongan tertentu, maka dengan terbukanya sejarah secara otentik merupakan refleksi yang dapat mempengauhi revolusioner rakyat terutama kaum muda menuju perubahan.
Tidak bisa meninggalkan begitu saja apa yang menjadi kaitan terjadinya tragedi 1965, karena menyangkut jiwa dan pandangan-pandangan serta ideologi dari kaum yang mempunyai kepentingan tersendiri yang selama ini telah disuapkan dan tetap menjadi tanda tanya besar seakan tidak ingin dibicarakan secara lebih jelas. Namun hal tersebut yang selama ini merusak tatanan sejarah.
Gerakan PKI anti kapitalisme yang mengharamkan memakan darah yang mengalir, secara hakiki seperti mengharamkan terjadinya pembantaian manusia atas manusia yang lain, baik secara fisik maupun psikis. Mengenai hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, sejak masyarakat terpecah dalam kelas-kelas, maka telah terjadi hubungan yang tidak normal antara kaum manusia yang satu dan kaum manusia yang lain. Ketidakinginan PKI atas Kapitalisme secara tidak langsung mengarah pada ketidakinginan PKI atas terbunuhnya sistem Demokrasi. Dimana sistem demokrasi ini dianggap rentan bagi penganut kapitalisme yang ingin memperkaya diri sendiri. Pada akhirnya hal ini akan membawa pada kebusukan nilai-nilai kemausiaan serta mengunggulkan sikap kebinatangan.
Saat ini saya menemui banyak pertanyaan yang sangat mendasar sebagai anak bangsa yang protes akan terjadinya tragedi 1965. Hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi mengingat bangsa Indonesia sudah meraih kemerdekaanya sejak tahun 1945. Semestinya tidak terjadi pembantaian kepada saudara sendiri, tidak terjadi penindasan HAM (jika menggunakan kata pelanggaran, anak muda sekarang mengatakan peraturan ada untuk dilanggar) sehingga selalu ada alasan untuk melanggarnya. Dan saya rasa untuk melanggar peraturan akan adanya HAM ini sangat tidak manusiawi jika yang melanggarnya sesama manusia dalam konteks satu bangsa. Banyak manusia yang dianggap bukan manusia terbunuh secara sengaja oleh manusia yang mengagungkan kekuasaan. Walaupun tetap disebut sebagai ’tragedi kemanusiaan’.
Produk sejarah Orde Baru di bawah pimpinan jendral Soeharto, menyudutkan PKI atas tindakan yang tidak dilakukan.
Tap MPRS pun sangat bertentangan dengan Pancasila, karena Republik Indonesia ini bukan hanya buat satu golongan baikpun golongan kaya, melainkan “dari semua buat semua”(Ir. Soekarno dalam pidatonya yang berjudul lahirnya pancasila) termasuk bagi warga Indonesia yang berpaham komunis. Namun yang terjadi saat itu adalah tindakan inisiatif yang bertentangan dengan yang seharusnya, Soeharto membubarkan PKI dan membasmi sampai ke akar-akarnya. Termasuk dengan cara membunuh dan dipenjarakan tanpa melalui proses pengadilan . Orang-orang PKI yang menginginkan kebebasan ada di tangan rakyat itu dipenjarakan dengan paksa. Hal ini mengantarkan Jendral Soeharto pada pemerintahan yang fasis. Dimana fasisme merupakan ideologi otoriter yang memuja superioritas nasional. Walaupun pada saat itu sudah dikenal sistem demokrasi, namun demokrasi saat itu hanya dijadikan citra untuk melanggengkan kekuasaan sepihak. Seperti yang kita tahu, banyak rakyat yang menderita, penindasan HAM dimana-mana, dan tidak adanya kebebasan berbicara atau berpendapat akibat adanya pemerintahan Orde Baru ini. Walaupun rezim Soeharto sudah digulingkan, namun ideologinya masih berjalan sampai saat ini. Dapat dilihat dari kenyataan yang ada. Indonesia mengalami krisis keadilan dan bermental korupsi. Selain itu banyaknya konspirasi politik yang bermunculan memperkuat dugaan bangsa ini belum terlepas dari pengaruh orde baru. Saat ini pun sebagian besar dari negara-negara berkembang masih merupakan ajang eksploitasi oleh kapitalisme internasional yang berperan sebagai kolonialisme/imperialisme internasional.
Tanpa pengetahuan dan pengertian tentang semua sejarah ini, peristiwa tahun 1965 akan tetap menjadi sebuah tanda tanya besar. Seharusnya kita melakukan inisiatif untuk mempelajari dan memperdebatkan secara terbuka, tentunya dengan rasa aman dan tidak ada tekanan atau intervensi dari pihak manapun. Dengan terbukanya hal ini, akan membawa dampak positif karena merupakan langkah awal untuk berani membuka kebenaran. Dan secara tidak langsung akan mempengaruhi sendi-sendi sosial yang ada di masyarakat saat ini. Selain itu keluarga dari korban 1965 akan merasa lebih tenang.
Maka pemerintah dan seluruh pemimpin bangsa ini harus memiliki komitmen politik untuk membuat negara ini menjadi stabil dengan mengkukuhkan nation character building dan menjadikan agama sebagai basis kebudayaan bagi seluruh rakyatnya. Ingatlah, kaum muda sebenarnya menginginkan yang terbaik bagi bangsa ini. Kaum muda yang selalu membawa perubahan.

1 komentar:

  1. tulisan ini saya kirim untuk lomba karya tulis,,hehehe..
    walaupun tidak menang,,tapi saya senang sudah menuliskan ini..
    :)

    BalasHapus