Februari 06, 2014

ayah, minta sisa kopimu

assalamualaikum..
selamat pagi..
hari ini saya akan bercerita sedikit tentang kopi, tapi jangan terlalu berharap tulisan ini seindah tulisan "filosofi kopi"nya mbak dewi lestari :)





seperti biasa..
memasuki ruangan yang pengap dengan bau kayu, mungkin pengaruh beberapa furniture yang baru di ruangan kerjaku..
setelah menyalakan lampu dan ac, ruangan berubah menjadi lebih bersahabat walaupun tumpukan kertas sisa pekerjaan yang kemarin belum kelar seperti ingin memaksaku kembali keluar, tapi itulah kehidupan penuh dengan tanggungjawab..#NgomongApasih :D

...fine, kita skip dulu cerita tentang suasana kantor..
kopi..ya saya selalu menyukai kopi..
sejak kecil saya sudah suka sama kopi hitam yang dibuatkan oleh ibuku untuk ayahku

saya selalu merasa tidak sia sia di bangunkan ibu pagi pagi entah untuk apa, yang penting saya harus bangun pagi. itu yang ada di benak ibuku dulu..
mungkin karena saya anak perempuan jadi harus diajarkan bangun pagi, entahlah..

memasang wajah masam dan tidak terima, hanya itu yang bisa saya lakukan, meskipun itu selalu diabaikan semua orang rumah.
tapi ada satu hal yang membuatku merasa bahwa tidak sia sia saya sering bangun pagi, yaitu saya bisa menikmati sisa kopi ayahku.
saya selalu senang dengan warna kopi yang hitam pekat di dalam cangkir putih yang di pinggirannya banyak tertumpuk butiran halus kopi yang mungkin tidak tersentuh dengan mesin penggiling halus. 
tapi ada sedikit tempat bersih dari pinggiran gelas yang dipenuhi butiran halus tadi, yaitu tempat menempelnya bibir ayahku sehabis menyeruput kopinya. cuma itu pinggiran yang sedikit bersih, mungkin tersapu oleh air kopi yang diminum ayahku. kejadiannya sangat indah. dan saya masih di sana, di tempat duduk dan berdiam diri mengamati ia menikmati kopi buatan ibuku. mereka dulu selalu begitu, yaa tapi itu dulu :)

saya berharap kopi itu tidak habis, dan sungguh tidak habis. mungkin karena dia ayahku sehingga hatinya tergerak untuk menyisakan sedikit kopinya untuk anak gadisnya ini hehehehe..
terimakasih ayah untuk sisa kopi yang entah sengaja atau tidak kau sisakan untukku
terimakasih..

sejak itu saya selalu menyukai kopi, enatah karena benar benar menyukainya atau menyukai kejadian dan momen di dalamnya, tapi saya selalu semangat dengan hadirnya kopi. terimakasih untuk penemu kopi..

oiya, sekarang saya sudah beralih ke kopi yang agak modern sedikit..
orang orang selalu menyebutnya capuccino..
kopi ini enak karena ia tetap berbahan dasar kopi , tapi tak seenak sisa kopi ayahku..

maaf sekarang tidak lagi bisa membuatkanmu kopi karena jarak kita yang berjauhan ayah, saya tau kamu selalu menginginkan kopi buatanku karena kamu pernah keceplosan berkata kopi buatanku sama enaknya dengan kopi buatan ibumu..

sekarang saya sudah 22 tahun, dan saya masih mencintai kopi..
walaupun kopi yang saya minum bukan lagi sisa ayahku, tapi saya selalu berharap bisa meminum sisanya..

tulisan ini untukmu, ayah dan untuk istrimu (ibuku) yang slalu membuatkanmu kopi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar